Jumat, 31 Agustus 2012

Selasa, 28 Agustus 2012

Tips menghadapi Sidang Penulisan Ilmiah

Setelah kuliah selama 3 tahun, sampai juga pada titik akhir setelah penulisan ilmiah yaitu sidang. mungkin semua mahasiswa yang akan menghadapi sidang mengalami Sidangisme, ga tau deh gimana rasanya mungkin mules dan ga bakal bisa tidur tenang semalaman..hahaha
setelah browsing-browsing ternyata dapet juga tips-tips menghadapi sidang penulisan ilmiah. jadi mendingan baca dulu deh supaya bisa sedikit tenang dan prepare buat sidang nanti,,yuk ahh cus :D


1. Kuasai materi presentasi
Ini hal yang paling penting, dengan menguasai materi yang akan di presentasikan setidaknya anda sudah setengah jalan menghadapi sidang. Dari bab awal sampai bab akhir, anda harus paham. Gak perlu dihapal, minimal anda mengerti alur dari bab bab tersebut.

2. Tenang
Namun hal inilah yang biasanya sulit dilakukan. Seperti itu tadi, biasanya si mahasiswa terkena sindrom sidangisme sesaat sebelum presentasi sidang. Tapi jika anda sudah memenuhi poin 1, yaitu menguasai materi presentasi, anda pasti bisa tenang pada waktu presentasi.

3. Gunakan poin untuk bahan presentasi
Usahakan dalam slide presentasi tidak ada kalimat-kalimat yang terlalu panjang. Buatlah poin-poin penting dari setiap materi presentasi sebagai bahan yang akan dipresentasikan, sehingga anda tidak membaca slide presentasi tapi menjelaskan dari poin-poin tersebut.

4. Perhatikan waktu
Jangan keenakan ngomong terus tanpa ingat waktu. Perhatikan waktu yang diberikan, biasanya diberikan waktu 20-30 menit oleh penguji untuk mempresentasikan laporan anda. Gunakan waktu tersebut seefektif mungkin. Jangan terlalu cepat dan jangan juga terlalu lama.

5. Kontrol suara
Usahakan suara anda jangan terlalu keras dan juga terlalu pelan. Perhatikan kondisi ruangan, jika ruangan sidang besar, kondisikan suara anda agar terdengar oleh penguji. Begitu juga jika ruangan sidang kecil, pastikan penguji dapat mendengar suara anda dengan jelas.

6. Perhatikan bahasa penyampaian
Dalam penyampaian presentasi, gunakanlah bahasa indonesia dengan ejaan yang sudah disempurnakan. Hindari pemilihan kata-kata diluar EYD, seperti kata-kata gaul yang biasa kita gunakan sehari-hari. Hal ini biasanya mempengaruhi penilaian.

7. Perhatikan penampilan
Usahakan penampilan anda rapih dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dengan ini penguji pun akan merasa nyaman dengan anda.

8. Persiapkan perangkat pendukung
Gak lucu kan kalo di tengah2 presentasi laptop kita tiba2 mati? Atau infocus gak menampilkan gambar? Sebaiknya persiapkan perangkat pendukung presentasi sebelum anda presentasi. Cek dan ricek dan pastikan semua perangkatnya berjalan sebagaimana mestinya.

9. Pahami gaya setiap penguji
Bertanyalah pada kakak2 tingkat yang sudah pernah menghadapi sidang. Tanyakan gaya penguji yang akan menjadi penguji anda. Setiap penguji pasti mempunyai gaya tersendiri dalam pemahaman materi dan dalam memberikan pertanyaan. Pastikan anda memahami karakter setiap penguji anda. Hal ini membantu untuk persiapan nanti dalam menjawab pertanyaan penguji.

10. Banyak berdoa
Jangan lupakan hal yang satu ini. Berdoalah agar diberi kelancaran dalam menghadapi sidang. Berusahalah sebaik mungkin dan serahkan semuanya kepada Tuhan…

sumber : http://www.mic.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=118:tips-sukses-menghadapi-sidang&catid=36:artikrl

Kisah Cinta Sejati

Aku hanya ingin berbagi cerita cinta yang di ceritakan oleh linda.. sebelumnya memang aku telah membacanya, setelah membacanya aku sangat menyukainya entah kenapa cerita yang sangat sederhana namun menyimpan sejuta makna..aku ingin semua membaca dan mengetahuinya agar kita bisa memberikan cinta yang tulus untuk pasangan kita. biar ga penasaran lagi yuk kita baca ceritanya :)


Kisah Cinta Sejati

Namaku Linda dan aku memiliki sebuah kisah cinta yang memberikanku sebuah pengajaran tentangnya. Ini bukanlah sebuah kisah cinta hebat dan mengagumkan seperti dalam novel-novel romantis, tetapi tetap bagiku ia adalah kisah yang jauh lebih mengagumkan dari semua novela tersebut.
Ini adalah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan ibuku, Yasmine Ghauri. Mereka bertemu di sebuah majlis resepsi pernikahan dan kata ayahku dia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika ibuku masuk ke dalam ruangan. Saat itu dia tahu, inilah wanita yang akan dikahwininya. Ia menjadi kenyataan dan mereka telah bernikah selama 40 tahun dengan tiga orang anak. Aku anak sulung, telah berkahwin dan memberikan mereka dua orang cucu. Ibu bapaku hidup bahagia dan selama bertahun-tahun telah menjadi ibu bapa yang sangat baik bagi kami, membimbing kami dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan.
Aku teringat suatu hari ketika aku masih berusia belasan tahun. Beberapa jiran kami mengajak ibuku pergi ke pembukaan pasaraya yang menjual alat-alat keperluan rumah tangga. Mereka mengatakan hari pembukaan adalah waktu terbaik untuk berbelanja barang keperluan kerana barang sangat murah dengan kualiti yang berpatutan.
Tapi ibuku menolaknya kerana ayahku sebentar lagi akan pulang dari kerja. Kata ibuku,”Ibu tak akan pernah meninggalkan ayahmu sendirian”.
Perkara itu yang selalu ditegaskan oleh ibuku kepadaku. Apapun yang terjadi, sebagai seorang wanita, aku wajib bersikap baik terhadap suamiku dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun, baik miskin, kaya, sihat mahupun sakit. Seorang wanita harus menjadi teman hidup suaminya. Banyak orang tertawa mendengar hal itu. Menurut mereka, itu hanyalah lafaz janji pernikahan, omongan kosong belaka. Tapi aku tetap mempercayai nasihat ibuku.
Sampai suatu hari, bertahun-tahun kemudian, kami sekeluarga mengalami berita duka. Setelah ulang tahun ibuku yang ke-59, ibuku terjatuh di kamar mandi dan menjadi lumpuh. Doktor mengatakan kalau saraf tulang belakang ibuku tidak berfungsi lagi, dia harus menghabiskan sisa hidupnya di pembaringan.
Ayahku, seorang lelaki yang masih sihat di usia tuanya. Tetapi dia tetap setia merawat ibuku, menyuapinya, bercerita segala hal dan membisikkan kata-kata cinta pada ibu. Ayahku tak pernah meninggalkannya. Selama bertahun-tahun, hampir setiap hari ayahku selalu menemaninya. Ayahku pernah mengilatkan kuku tangan ibuku, dan ketika ibuku bertanya ,”Untuk apa kau lakukan itu? Aku sudah sangat tua dan hodoh sekali”.
Ayahku menjawab, “Aku ingin kau tetap merasa cantik”.
Begitulah pekerjaan ayahku sehari-hari, merawat ibuku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
Suatu hari ibu berkata padaku sambil tersenyum,”Kau tahu, Linda. Ayahmu tak akan pernah meninggalkan aku…kau tahu kenapa?”
Aku menggeleng, dan ibuku berkata, “Kerana aku tak pernah meninggalkannya…”
Itulah kisah cinta ayahku, Mohammed Huda Alhabsyi dan Ibuku, Yasmine Ghauri, mereka memberikan kami anak-anaknya pelajaran tentang tanggungjawab, kesetiaan, rasa hormat, saling menghargai, kebersamaan, dan cinta kasih. Bukan dengan kata-kata, tapi mereka memberikan contoh dari kehidupannya.